Profil Rosulullah Sebagai Pendidik Ideal

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Subur M.S.I

 



Disusun oleh :
Suyoko 18.0401.0033






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

2019




KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah  ini.
Dalam pembuatan makalah ini, banyak kesulitan yang kami alami terutama disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan sumber-sumber informasi yang masih terbilang terbatas. Namun berkat bimbingan dan bantuan dari semua pihak akhirnya makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Tak ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan makalah yang kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Kritik dan saran sangat diharapkan agar makalah ini menjadi lebih baik serta berdaya guna  dimasa yang akan datang.

Magelang, 11 Sapteber 2019


  Penulis















DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Sosok Rosulullah Sebagai Pendidik.................................................. .............2
B. Lembaga-Lembaga Pendidikan Pada Masa Rosulullah................................2
C. Metode Pendidikan Pada Masa Rosulullah..................................................4
D. Kurikulum Pendidikan Pada Masa Rosulullah..............................................6
E. Evaluasi Pendidikan Pada Masa Rosulullah ...................................,.............7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..9

Daftar Pustaka 10













BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nabi Muhammad sebagai seorang nabi dan rosul memiliki tugas yang sangat vital dalam megarahkan umatnya kejalan yang labih baik atau dalam kata lain selain menjadi rosul beliau juga seorang pendidik yang bertugas mengarahkan para sahabat-sahabatnya dan umat manusia pada waktu itu. Didalam proses pendidikan yang dilakukan rosulullah pada masa itu terdapat beberapa hal yang menjadikan beliau menjadi salah satu role model pendidik  yang ideal , untuk itu dalam makalah ini kami akan membahas hal-hal yang menjadikan pendidikan dimasa rosulullah sebagai salah satu proses pendidikan yang baik seperti lembaga-lembaga apa saja yang ada dizaman itu, metode pada masa itu dan kurikulum pendidikan yang digunakan pada masa rosulullah.


B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sosok Rosulullah sebagai serang pendidik ideal?
2. Apa saja lembaga pendidikan pada masa Rosulullah?
3. Apa saja metode pendidikan pada masa Rosulullah?
4. Bagaimana kurikulum pendidikan pada masa Rosulullah?
5. Bagaimana evaluasi pendidikan pada masa Rosulullah?






BAB II
PEMBAHASAN
A. Sosok Rosulullah Sebagai Pendidik Ideal
Proses dakwa yang dilakukan Rosulullah tidak bisa dijauhkan dari proses pendidikan dimana ketika dalam dakwa yang dilakukan beliau, beliau senantiasa mengarahkan atau mendidik para sahabat dan kaum muslimin pada masa itu. Sebagai seorang pendidik, rosulullah telah mampu mencapai banyak keberhasilan yang keberhasilan tersebut berdampak kedalam dakwa islam. Hal yag paling menunjukan keberhasilan pendidikan rosulullah adalah semakin berkembangnya agama islam pada masa beliau dan keberhasilan tersebut dapat diraih karena beberapa hal yang berhasil diterapkan rosulullah seperti keberhasilan metode yang dilakukan, keberhasilan kurikulum yang diterapkan dan keberhasilan evaluasi yang dilaksanakan. Keberhasilan-keberhasilan yang menunjukan bahwa rosulullah merupakan serang pendidik yang ideal tersebut akan dijelaskan lebih teperinci pada pembahasan berikutnya.

B. Lembaga-Lembaga Pendidikan Pada Masa Rosulullah
a. Rumah
Mahmud Yunus mengatakan bahwa tempat pendidikan Islam yang
pertama dalam sejarah pendidikan Islam adalah rumah Al-Arqam bin Abil
Arqam. Di sinilah Nabi saw., mengajarkan dasar-dasar/pokok-pokok agama Islam, kepada sahabat-sahabatnya. Di sini pula Nabi saw., membacakan ayat–ayat al-Qur‟an kepada pengikut-pengikutnya, menerima tamu dan orang-orang yang hendak memeluk agama Islam dan menanyakan hal-hal yang bersangkut paut dengan agama Islam. Selain di rumah Al-Arqam juga pendidikan Islam dilaksanakan di rumah
Nabi saw, sendiri di mana kaum Muslimin berkumpul untuk belajar dan
membersihkan aqidah mereka.
b. Masjid
Pendidikan dalam Islam erat sekali hubungannya dengan masjid. Kaum
muslimin telah memanfaatkan masjid untuk tempat beribadah dan sebagai
lembaga pendidikan keagamaan dimana dipelajari kaidah–kaidah Islam,
hukum-hukum agama dan sebagainya. Masjid pertama yang didirikan
Rasulullah saw., adalah masjid Quba‟ di luar kota Madinah. Di masjid inilah Nabi saw. memberikan pelajaran kepada sahabat-sahabatnya mengenai masalah keagamaan dan keduniaan.
Pada prosesnya masjid dihantarkan sebagai pusat peribadatan
dan pengetahuan karena di masjid tempat awal pertama mempelajari
ilmu agama yang baru lahir dan mengenal dasar-dasar, hukumhukum,
dan tujuannya. Masjid yang pertama dibangun adalah
masjid Quba, yaitu setelah Nabi SAW hijrah ke Madinah. Seluruh
kegiatan umat difokuskan di masjid termasuk pendidikan. Majelis
pendidikan yang dilakukan Rasulullah bersama sahabat di masjid
dilakukan dengan sistem halakah.
Dalam perkembangannya, di kalangan umat Islam tumbuh
semangat untuk menuntut ilmu dan memotivasi mereka
mengantarkan anak-anaknya untuk memperoleh pendidikan di
masjid sebagai lembaga pendidikan menengah setelah kuttab.
Kurikulum pendidikan di masjid lazimnya merupakan tumpuan
pemerintah untuk memperoleh pejabat-pejabat pemerintah, seperti
kadi, khatib, dan imam masjid.
c. Kuttab
Kuttab (tempat sekolah anak-anak) sudah ada di negeri Arab sebelum
datangnya Islam, namun belum dikenal secara luas. Kuttab ini awalnya sebagai tempat belajar menulis dan membaca. Setelah Islam datang, Kuttab dijadikan sebagai tempat mengajarkan al-Qur‟an dan agama di samping sebagai tempat menulis dan membaca. Goldziher sebagaimana dikutip oleh Ahmad Syalabi telah menulis sebuah artikel penting dalam Ensiklopedia Agama dan Akhlak, menegaskan bahwa kuttab tempat mengajarkan al-Qur‟an dan pokok-pokok agama Islam telah didirikan dimasa permulaan Islam.


C. Metode Pendidikan Pada Masa Rosulullah
Metode pendidikan yang dilakukan Rasulullah Saw. dalam membidik sahabatnya antara lain:
a. Metode ceramah, menyampaikan wahyu yang baru diterimanya dan memberikan penjelasan-penjelasan serta keterangan-keterangannya.
b. Dialog, misalnya dialog Rasulullah dengan Mu’az bin Jabal ketika Mu’az akan diutus sebagai qadi ke negeri Yaman, dialog antara Rasulullah dengan para sahabat untuk mengatur startegi perang.
c. Diskusi atau tanya jawab, sering sahabat bertanya kepada Rasulullah tentang suatu hukum, kemudian Rasulullah menjawab.
d. Metode perumpamaan, misalnya orang mukmin itu laksana satu tubuh, bila sakit salah satu anggota tubuh maka anggota tubuh lainnya akan merasakannya.
e. Demonstrasi, memberi contoh, khususnya yang berkaitan dengan masalah ibadah (seperti: shalat, haji, dan lain-lain)
f. Kissah-kissah umat terdahulu, orang-orang yang taat mengikuti Rasul dan orang-orang yang durhaka dan balasannya masing-masing seperti: kissah Qarun, kissah Musa, dan lain-lain. Metode ini digunakan khususnya dalam masalah akhlak.
g. Metode pembiasaan, membiasakan kaum muslimin shalat berjamaah.
h. Metode hafalan misalnya para sahabat dianjurkan untuk menjaga al-Qur’an dengan menghafalnya.
D. Kurikulum Pendidikan Pada Masa Rosulullah
Mengindentifikasikan kurikulum pendidikan pada masa
Rasulullah terasa sulit, sebab Rasul mengajar pada sekolah kehidupan yang luas tanpa dibatasi dinding kelas. Rasulullah memanfaatkan berbagai kesempatan yang mengandung nilai-nilai pendidikan dan Rasulullah menyampaikan ajarannya dimana saja seperti di rumah, di masjid, di jalan, dan di tempat-tempat lainnya.
Pendidikan pada masa Rasulullah dapat dibedakan menjadi dua periode, yaitu: periode Mekah dan periode Madinah. Pada periode Mekah, yakni sejak Nabi diutus sebagai Rasul hingga hijrah ke Madinah, kurang lebih selama 13 tahun, sistem pendidikan Islam lebih bertumpu kepada Rasulullah. Bahkan, tidak ada yang mempunyai kewenangan untuk memberikan atau menentukan materi-materi pendidikan, selain Rasulullah.
Secara umum, materi Al-Qur‘an dan ajaran-ajaran Rasulullah itu menerangkan tentang kajian keagamaan yang menitikberatkan pada teologi dan ibadah, seperti beriman kepada Allah, Rasul-Nya, dan hari kemudian, serta amal ibadah, yaitu shalat. Zakat sendiri ketika itu belum menjadi materi pendidikan, karena zakat pada masa itu lebih dipahami dengan sedekah kepada fakir miskin dan anak-anak yatim. Selain itu, materi akhlak juga telah diajarkan agar manusia bertingkah laku dengan akhlak mulia dan menjauhi kelakuan jahat. Adapun materi-materi scientific belum dijadikan sebagai mata pelajaran. Nabi ketika itu hanya memberikan dorongan untuk memperhatikan kejadian manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan alam raya.
Mahmud Yunus memaparkan materi pengajaran Rasulullah pada masa Mekah ini adalah:
1. Pendidikan keagamaan, yaitu membaca dengan nama Allah
semata, jangan mempersekutukan-Nya dengan nama berhala,
karena Allah itu Maha Besar dan Maha Pemurah, karena itu
berhala harus dimusnahkan.
2. Pendidikan aqliyah dan ilmiyah,  yaitu mempelajari penciptaan manusia dari segumpal darah dan penciptaan alam semesta. Allah akan mengajarkan hal demikian itu kepada orang-orang yang meneliti dan mengkajinya sedangkan mereka tidak mengetahui sebelumnya. Untuk mengetahuinya hendaknya seorang banyak membaca dan mencatatnya dengan pena.
3. Pendidikan akhlak dan budi pekerti, sesuai dengan ajaran yang terdapat dalam Al-Qur‘an dan Hadis.
4. Pendidikan jasmani dan kesehatan, yaitu memperhatikan kesehatan dan kekuatan jasmani, mementingkan kebersihan pakaian, tempat dan makanan.
Pada waktu Rasulullah di Mekah, Pendidikan Agama Islam terfokus pada pembelajaran Al-Qur‘an dan Hadits dengan penekanan pada aqidah dan pokok-pokok agama Islam. Ini mengingat pada masa itu dibutuhkan penanaman keyakinan yang benar kepada Allah sebagai Tuhan yang Maha Esa (monotheisme). Keyakinan itu harus ditanamkan pada umat Islam dengan kokoh sebagai perlawanan kepada keyakinan kaum Quraisy yang
menganut politheisme. Tradisi yang berkembang pada masa ini adalah tradisi lisan, yaitu tradisi menghafalkan syair-syair atau puisi, yang mereka
terima dari pendahulu dan guru-guru mereka dengan cara menghafal dan melafalkannya. Pada masa itu tradisi tulis baca masih kurang dikenal. Hanya beberapa shahabat yang mempunyai kemampuan baca tulis yaitu Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Usman bin Affan, Abu Ubaidah bin Jarrah, Thalhah, Yazid bin Abu Sufyan, Abu Hudaifah bin Utbah, Abu Sufyan bin Harb, Muawiyah bin Abu Sufyan dan lain-lain. Namun demikian, sebagian besar sahabat Rasulullah masih belum mengenal tulis baca dan lebih terbiasa dengan budaya menghafal dan budaya lisan. Kedua kemampuan yang dimiliki para sahabatnya itu dimanfaatkan dengan optimal oleh Rasulullah.
Pada periode Madinah, kurang lebih selama 10 tahun, usaha pendidikan Rasulullah yang pertama adalah membangun institusi‘ masjid. Melalui pendidikan masjid ini, Rasulullah memberikan pengajaran dan pendidikan Islam. Ia memperkuat persatuan di antara kaum muslim dan mengikis habis sisa-sisa permusuhan, terutama antar penduduk Anshar dan penduduk Muhajirin.
Di sisi lain, materi pembelajaran pendidikan Islam di Madinah ditambah dengan pembelajaran baca tulis. Rasulullah SAW pernah memerintahkan tawanan perang Badar yang terdiri dari kaum Quraisy untuk mengajarkan membaca dan menulis bagi kaum muslimin yang belum dapat membaca dan menulis sebagai tebusan atas status tawanan mereka di kuttab. Selain itu Rasulullah juga memerintahkan beberapa sahabat seperti al Hakam Ibn Sa‘id untuk mengajar pada sebuah kuttab ketika Rasulullah berada di Madinah. Ini memberikan gambaran bahwa ketika zaman Rasulullah SAW telah dilaksanakan pendidikan di luar pengajaran Al-Qur‘an dan pokok-pokok ajaran Islam. Dengan demikian, pada zaman Rasulullah SAW tidak hanya dkenal pendidikan Islam, tetapi juga membaca dan menulis yang menggunakan guru-guru beragama non Islam.
E. Evaluasi Pendidikan Pada Masa Rosulullah
Dala pendidikan evaluasi merupakan hal yang sangat penting, evaluasi berguna untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses pendid8kan. Selain itu evaluasi juga dapat dijadikan acuan untuk proses pelaksanaan pendidikan kedepanya.
Didalam islam evaluasi telah ada sejak zaman rosulullah, hal tersebut dapat dilihat dari hadit-hadist yang menunjukan evaluasi Rosulullah terhadap para sahabatnya dengan cara rosulullah melontarkan pertanyaan kepada para sahabatnya sebagaimana yang dijelasskan dalam hadist tersebut,
           “Menceritakan kepada kami Qutaibat, menceritakan kepada kami Ismail ibn Ja’far, dari Abdullah Ibn Dinar, dari Ibn Umar, ia berkata, Rasulullah SAW Bersabda, “ Sesungguhnya diantara pepohonan ada satu pohon yang daunnya tidak jatuh ke tanah (secara berguguran). Pohon itu bagaikan seorang muslim. Jelaskanlah kepadaku pohon apa itu? “ orang-orang mengatakan pohon itu terdapat di pedalaman. ‘Abdullah Berkata, “ dalam benakku terbetik pikiran bahwa yang dimaksud adalah pohon kurma. Akan tetapi aku malu menjawabnya. “ Orang-orang barkata “ beritahukanlah kepada kami, pohon apakah itu wahai Rasulullah? Beliau menjawab Pohon kurma.” (HR. Bukhari)”
Selain dengan cara memberikan pertanyaan langsung kepada para sahabatnya rosulullah juga melakukan evaluasi dengan cara mengamati secara langsung para sahabatnya dan dari pengamatan yang ia lakukan rosulullah akan menemukan tanda-tanda tertentu yang menjadi tolak ukur dari pendidikan atau pengajaran yang telah dilakukan. Misal pengamatan rosulullah terhadap tanda-tanda yang ada pada orang munafik.dan dengan tanda-tanda itu roslllah dapat melakukan evaluasi terhadap proses pendidikan yang ia lakukan.







BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah menyelesaikan makalah ini kami dapat menyimpulkan bahwa :
1. Rosulullah merupakan teladan yang baik sebagai seorang pendidik,hal tersebut bisa dilihat dari sosok rosul sebagai seorang pendidik yang ideal dan dapat dijadikan contoh di zamanmoderen ini,
2. Keidialan rosulullah sebagai seorang pendidik dapat dilihat dari beberapa hal diantaranya lembaga yang saat itu ada sudah tertata dengan jelas, kurikulum pendidikan yang diberikan rosuullah merupakan salah satu kurikulum yang sangat tertata dan menjadi salah satu yang terbaik sepanjang masa dan juga banyaknya metode yang dilakukan rosulullah juga menjadi bukti bahwa rosulullah merupakan sosok ideal sebagai seorang pendidik.











DAFTAR PUSTAKA
Yunus, Mahmud. 1990.  Sejarah Pendidikan Islam.Jakarta: Penerbit PT. Hidakarya Agung.

Dahlan, Zaini. 2018.  Sejarah Pendidikan Islam. Medan : Uin Su.

Nizar, Syamsul. 2007.Sejarah Pendidikan Islam Menelusuri Sejarah Pendidikan Era Rasulullah Sampai Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Zuhairini, et.al. 1986. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta. Ditjen Binbaga Islam Depag RI.